Mengenal Lebih Dekat Dengan Thirft

  Istilah thrifting mungkin terdengar tidak asing bagi TemanBaik. Namun apa kamu sudah tahu arti sesungguhnya? Jika biasanya thrift diidentikan dengan barang-barang bekas, hal tersebut tidaklah tepat.  Merujuk pada kamus urban, thrifting bermakna kegiatan berbelanja demi mendapatkan harga barang yang lebih murah dan barang yang tidak biasa seperti selera pasar saat ini.

Di Indonesia sendiri jenis thrifting yang paling diminati adalah fashion thrift. Hal ini terlihat dari maraknya toko daring yang menjual barang-barang pre-loved atau barang bekas layak pakai. Beberapa influencer juga kini terlihat percaya diri dan menerima endorse dari para penjual.

Meskipun ekspansi bisnis thrift fashion tidak sekuat lini fast fashion dengan segudang merek ternama. Namun thrift fashion juga memiliki pasar tersendiri dan prospek baik. Buat informasi kamu, yuk kenal lebih dalam tentang tren fashion thrift saat ini.

Keunikan Thrift Fashion

Para penggila mode busana yang kerap kali menjadi inspirasi berbusana banyak orang memandang bahwa berbusana modis tidak hanya berasal dari barang-barang mewah dan kekinian. Namun, barang-barang tersebut juga bisa mereka dapatkan ketika thrifting. Tidak hanya tampilan keren hasil padu padan dari si pemakai, namun juga barang-barang hasil thrifting tersebut kerap terlihat menarik dan unik.

Anita Novianti dan Sausan Hanifah pemilik dari toko daring instagram yang bergerak di bidang thrifting, memiliki perspektif yang sama bahwa barang-barang hasil thrifting ini memiliki daya tarik dan daya jual tersendiri.

"Uniknya thrift shop sih lebih ke dapet barang yang enggak pasaran, malah enggak bakal ada model yang sama. Jadi kita lebih pede memakainya. Terus uniknya lagi mungkin karena banyaknya yang gaya ala 90an. Kalau kita suka bergaya ala vintage gitu, gampang banget deh dapat barang yang sesuai keingan kita di thrift shop," ujar Anita kepada BeritaBaik, Selasa (14/01/20).

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Anita, Sausan juga memiliki pernyataan yang serupa. "Menurut aku thrift fashion itu unik karena desain bajunya enggak kaya selera pasar yang lagi ramai. Masing-masing barang hanya satu. Pembeli jadi tertarik karena barangnya terbatas, jadi enggak perlu khawatir baju kamu sama dengan yang lain," tutur Sausan.

Sausan juga berpandangan bahwa keunikan dari baju hasil thrifting sebenarnya tidak hanya terletak pada barang-barangnya yang tidak biasa. Lebih dari itu, ia berpandangan bahwa selera berbusana seseorang yang membuat seni tersendiri dalam bergaya menggunakan thrift fashion.

Baca Ini Juga Yuk: Saat Perempuan Berbagi Solusi Masalah Sampah Rumah Tangga

Ramah Lingkungan

Industri mode busana berputar dalam waktu yang cepat. Tren berbusana pun akan terus berganti sesuai dengan perkembangan zaman. Kecepatan tersebut ternyata membawa dampak yang kurang baik bagi lingkungan. Limbah dari produksi pakaian dari lini fast fashion telah banyak dibahas di forum-forum internasional namun hingga kini belum menemukan titik terang.

Film 'The True Cost' misalnya, menyoroti secara mendalam kompleksitas permasalahan lingkungan dan kesejahteraan buruh industri fesyen dunia. Menceritakan bahwa pakaian yang kita pakai ternyata membawa dampak yang buruk bagi lingkungan.  Sehingga, sebagian kaum pecinta mode busana berpandangan selain membeli lini fashion yang ramah lingkungan dengan cara berbelanja thrifting juga merupakan salah satu bentuk peduli lingkungan.

Siska Nirmala, penggiat gaya hidup zero waste berpandangan bahwa dengan membeli barang thrifting seseorang bisa lebih ramah lingkungan. "Karena kan kegiatan thrifting itu membeli lagi barang yang sudah pernah dipakai jadi barang tersebut tidak menggunakan sumber yang baru dalam produksinya" tutur Siska.

Siska berpendapat semakin sering membeli barang fast fashion maka semakin tinggi produksi massal dari industri-industri mode busana tersebut dan tentunya dampaknya kurang baik bagi lingkungan. Terlebih mengingat limbah-limbah pewarna yang mencemari sungai. "Jadi bisa dibilang salah satu solusi untuk ramah lingkungan di bidang fesyen sih dengan membeli barang-barang thrift ya." ungkapnya.

Sausan juga melihat bahwa pencemaran sungai yang diakibatkan dari industri fesyen termasuk hal fatal dan salah satu alternatif yang dapat kita lakukan ialah dengan berbelanja baju trhift.  "Dengan belanja baju second juga membantu kelestarian alam dengan enggak menambah limbah pakaian, karena masih banyak banget sampah industri fesyen, selain itu limbah pewarnanya juga mencemari sungai," ujar Sausan.

Memakai barang thrift itu berarti kamu turut menjadi bagian dari gaya hidup ramah lingkungan, loh. "Dengan kita memakai barang thrift jadi membantu aksi daur ulang dan membantu gaya hidup ramah lingkungan," tambah Anita.

Baca Ini Juga Yuk: Minim Sampah, Belanja di Toko Organis Wajib Bawa Wadah Sendiri

Peluang Usaha  

Sausan, dari toko daringnya melalui instagram, dalam sebulan dapat meraup untung Rp8-10 juta. Berawal dari kesukaannya menggunakan barang-barang vintage, Ia pun kerap berburu pakaian second. Orang-orang di sekitarnya mengatakan pakaian yang Ia kenakan bagus dan tidak seperti jenis fesyen yang sedang ramai di pasaran. Sehingga hal itu membuatnya memulai usaha tersebut.

"Gaya pakaian vintage juga turut mempengaruhi pola pikir masyarakat yang dulunya menganggap pakaian second itu jelek dan enggak layak ternyata sekarang sangat diminati dan jadi ladang peluang usaha," kata Sausan.

"Jadi sekarang orang-orang lebih milih barang bekas murah dan udah pasti bagus. Daripada beli yang lagi ramai di Mall. Soalnya mereka lebih tertarik kualitas sama harganya, karena ya kita bisa akui barang thrift kualitasnya bagus banget dengan harga murah," ujar Anita.

Lalu jenis fashion thrift apa sih yang paling diminati pasar? Anita berujar bahwa hampir semua jenis pasti laku dijual. "Sebenernya mau sepatu, jaket, baju-baju semuanya pasti laku kok, karena pasti punya pasarnya masing-masing. Tapi kalau online shop aku sih lebih fokus ke jual outwear ya jaket dan sweater. Bersyukurnya setiap baru update enggak lama dari situ langsung sold out semua" ungkapnya.

Berbeda dengan toko daring Anita yang lebih fokus menjual barang-barang spesifik. Sausan justru sebaliknya. "Kalau aku sih macam-macam ya, yang penting kalau mau laku dan jadi peluang usaha yang baik gimana kita kreatif memanfaatkan media sosial dan kreativitas kita saja supaya menarik banyak pembeli. Kalau bagus memanage-nya kita bisa dapet sampe 8 hingga 10 juta perbulan" pungkasnya.

Komentar